Museum Brawijaya Malang yang terletak di Jalan Ijen Kota Malang ini merupakan salah satu tempat yang akan memberikan gambaran pada Anda tentang beratnya masa-masa perjuangan warga Malang melawan penjajah.
Tujuan didirikan museum ini adalah untuk media pendidikan, tempat wisata sejarah, penelitihan ilmiah, dan sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai nilai 1945 dan TNI1945.
Dalam museum Brawijaya Malang ini terbagi beberapa tempat atau ruangan yang menjadi penyimpanan barang bersejarah :
Pada Halaman Depan Museum Brawijaya telah terdapat Taman senjata yang bernama ‘Agne Yastra Loka’. Diartikan secara bebas sebagai tempat/taman (loka) senjata (yastra) yang diperoleh dari api (agne) Revolusi 1945.
Tujuan didirikan museum ini adalah untuk media pendidikan, tempat wisata sejarah, penelitihan ilmiah, dan sebagai tempat pembinaan mental kejuangan dan pewarisan nilai nilai 1945 dan TNI1945.
Dalam museum Brawijaya Malang ini terbagi beberapa tempat atau ruangan yang menjadi penyimpanan barang bersejarah :
Pada Halaman Depan Museum Brawijaya telah terdapat Taman senjata yang bernama ‘Agne Yastra Loka’. Diartikan secara bebas sebagai tempat/taman (loka) senjata (yastra) yang diperoleh dari api (agne) Revolusi 1945.
Pada Taman senjata yang ada di museum Brawijaya Malang ini terdapat :
- Tank buatan Jepang hasil rampasan arek-arek Suroboyo pada bulan Oktober 1945. Selanjutnya oleh rakyat Surabaya tank ini dipakai untuk melawan sekutu dalam perang 10 November 1945.
- Senjata Penangkis Serangan Udara (PSU). dikenal dengan Pompom Double Loop direbut oleh pemuda BKR dari tentara Jepang dalam suatu pertempuran pada bulan September 1945.
- Meriam 3,7 Inch (Si Buang), dirampas dari Belanda dalam serangan 10 Desember 1945 yang dilancarkan pasukan TKR dan laskar pejuang lainnya terhadap kedudukan tentara Belanda di pos pantai Desa Betering.
- Tank Amfibi AM Track pernah digunakan oleh tentara Belanda yang hendak menduduki kota Malang pada masa Perang Kemerdekaan I.
- Patung Jenderal Sudirman, dimaksudkan untuk mengabadikan dan mengenang jasa-jasa Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Setelah melewati pintu masuk menuju ruangan museum terdapat 2 ruangan besar yang berada di kanan dan kiri setelah pintu masuk. Ruangan tersebut di gunakan sebagai ruangan penyimpanan benda bersejarah.
Ruang Penyimpanan I Museum Brawijaya Malang
Memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1945-1949. Koleksi yang dipamerkan sebagai berikut,
- Foto dari Panglima Kodam di Jawa Timur sejak 1945 sampai sekarang
- Lukisan pakaian seragam PETA, HEIHO, dan pejuang
- Lukisan Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama prajurit PETA
- Burung merpati pos yang pernah digunakan sebagai kurir di daerah Komando Ronggolawe, Lamongan/Bojonegoro dengan front Surabaya pada tahun 1946
- Pedang samurai sebagai kelengkapan perwira Jepang yang berhasil direbut TKR dari tentara Jepang di perkebunan Ngrakah, Sepanon, Kabupaten Kediri
- Meja kursi yang digunakan untuk perundingan penghentian tembak-menembak (gencatan senjata) antara TKR/pejuang dengan Sekutu di Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1945. Pihak Indonesia diwakili oleh Bung Karno, sedangkan pihak Sekutu diwakili oleh Mayjen Havtorn dan Brigjen Mallaby
- Senjata buatan pabrik senjata Mrican, Kediri tahun 1945-1946
- Alat perhubungan atau radio yang pernah digunakan oleh Denhub Brawijaya pada tahun 1945-1946
- Lukisan pertempuran Surabaya sekitar 10 November 1945
- Peralatan yang pernah dipakai Jenderal Sudirman saat memimpin gerilya di Desa Loceret, Bajulan, Nganjuk
- Peta rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman
- Alat-alat kesehatan yang pernah digunakan Dr.Harjono yang gugur menghadapi Belanda dalam pertempuran di Krian, Mojokerto pada tahun 1948
- Pakaian dan mantel Letkol dr.Soebandi, dokter Brigade III/Damarwulam merangkap Resimen Militer Jember
- Peralatan yang pernah digunakan Kapten Soemitro dalam Perang Kemerdekaan di Nongkojajar, Pasuruan pada tahun 1948
- Mata uang yang pernah berlaku di Indonesia pada masa revolusi
- Senjata peninggalan TRIP yang pernah dipakai dalam pertempuran di Gunungsari tanggal 28 November 1945
- Mobil sedan keluaran pabrik Desoto USA tahun 1941 yang pernah digunakan Kolonel Sungkono, Panglima Divisi I/Jawa Timur 1948
Dan banyak lagi.
Ruang Penyimpanan II Museum Brawijaya Malang :
Memamerkan benda-benda koleksi dari tahun 1950-1976. Koleksi yang dipamerkan adalah,
- Peta kota Malang dan perkembangannya
- Foto-foto burgemester dan walikota Malang dari zaman pemerintahan Belanda sampai sekarang
- Meriam dan bejana besi
- Senjata rampasan dari PRRI/Permesta
- Komputer pertama yang digunakan oleh Jawatan Keuangan, Kodam VIII/Brawijaya
- Maket patung Raden Wijaya sebagai Prabu Brawijaya Teks Sapta Marga dan Sumpah Prajurit dari marmer
- Peta penugasan pasukan Brawijaya
- Alat musik yang dipernah digunakan oleh Detasemen Musik Kodam V/Brawijaya
- Peralatan perang yang pernah digunakan pasukan Brawijaya untuk merebut Irian Barat pada Operasi Trikora tanggal 19 Desember 1961
- Peralatan tradisional rakyat Irian Jaya
- Lukisan timbul Mayjen Soeharto sebagai Panglima Mandala dalam rangka merebut kembali Irian Barat
- Atribut Kapten dr.Arjoko dari Jawatan Kesehatan Kodam VIII/Brawijaya yang gugur di Irian Jaya pada bulan Maret 1964 akibat pesawat udara yang ditumpanginya jatuh di Ganyem, Irian Jaya
- Bendera Katanga
- Pakaian seragam tentara Papua buatan Belanda
Dan banyak lagi.
Selain 2 ruangan itu di museum Brawijaya Malang juga terdapat Perpustakaan buku bersejarah dan halaman tengah yang terdapat sebuah perahu serta gerbong maut.
Perpustakaan Museum
- Perpustakaan Museum Brawijaya Malang merupakan tempat untuk mengoleksi buku-buku dan dokumen-dokumen (Audio Visual) sejarah perjuangan TNI, karya-karya umum dan referensi yang terkait dengan pendabdian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Gerbong Maut
- Pada masa perang kemerdekaan I tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda mendarat di Pasir Putih dan menyerang beberapa kota termasuk Bondowoso. Dalam pertempuran tersebut tentara Belanda menahan sejumlah pejuang di penjara Bondowoso.
- Gerbong barang nomor GR 10152 adalah salah satu dari 3 gerbong yang pada tanggal 23 September 1947 pukul 02.00 menjelang pagi para tawanan yang berada di penjara Bondowoso (berjumlah 100 orang) diangkut dengan menggunakan 3 buah gerbong barang untuk dipindahkan ke Surabaya. Karena berdesak-desakan dalam gerbong yang sempit dan pintu serta jendelanya tertutup rapat selama dalam perjalanan, sehingga udara dalam gerbong sangat panas dan mengakibatkan banyak pejuang yang meninggal, sedangkan yang masih hidup menggedor-gedor minta air dan minta dibukakan pintu agar udara dapat masuk, tetapi tentara Belanda yang mengawal menjawab “Air tidak ada, yang ada hanyalah peluru”. Ketika sampai di Stasiun Wonokromo, Surabaya, sebagian besar pejuang 46 orang meninggal dunia, 42 orang dalam keadaan sakit/lemas dan 12 orang sehat. Kemudian 12 orang pejuang yang masih sehat dimasukkan dalam penjara Kali Sosok, Surabaya. sebenarnya gerbong maut ada tiga gerbong, yang dua gerbong ada di Surabaya dan Bondowoso.
Pada bulan November 1947 Belanda berhasil menduduki Pasongsongan, Sumenep. Pasukan Joko Tole (Sabililah) di tempat tersebut terpaksa mengundurkan diri ke Desa Prenduan pesisir antara Sumenep dan Pamekasan.
Markas baru di desa tersebut diketahui oleh pihak Belanda, kemudian Belanda merencanakan penyerbuan ke Desa Prenduan, rencana Belanda untuk mengadakan penyerbuan ke Desa Prenduan diketahui oleh mata-mata pihak pejuang kemudian dilaporkan kepada Letkol Chandra Hasan, Komandan Resimen Joko Tole.
Menjelang malam secara diam-diam Letkol Chandra Hasan memindahkan pasukannya ke Paiton, Kabupaten Probolinggo, sedangkan pemerintahan sipil dipindahkan ke Tuban. Perahu inilah yang digunakan Letkol Chandra Hasan untuk memimpin pasukannya melawan Belanda, namun beberapa perahu yang lain ditembak oleh pesawat udara Belanda.
Itulah salah satu museum bersejarah yang berada di kota Malang. Untuk memasuki wisata Museum Brawijaya Malang ini anda akan dikenakan biaya sekitar Rp. – per orang. Dengan harga tersebut anda bisa melihat dengan puas koleksi benda benda bersejarah di dalamnya.
Museum Brawijaya Malang ini sering di kunjungi para wisatawan dalam atau luar negeri dan juga sering sebagai tempat berkunjung para siswa untuk menggali sejarah pada jaman dahulu.
0 komentar :
Post a Comment