Home » » Sejarah Hindu Budha di Museum Mpu Purwa

Museum Mpu Purwa Malang, Balai Penyelamatan Benda Purbakala “Mpu Purwa” atau lebih sering disebut dengan Museum Mpu Purwa. Museum Mpu Pur...

Sejarah Hindu Budha di Museum Mpu Purwa

on Tuesday, November 8, 2016 10:51 PM

Sejarah Hindu Budha di Museum Mpu Purwa
Museum Mpu Purwa Malang, Balai Penyelamatan Benda Purbakala “Mpu Purwa” atau lebih sering disebut dengan Museum Mpu Purwa. Museum Mpu Purwa mungkin tempat ini belum terlalu dikenal oleh banyak orang meskipun tempat ini berdiri di sebuah wilayah strategis di Jalan Sukarno Hatta Malang, tepatnya di komplek Perum Griyashanta kelurahan Mojolangu kecamatan Lowokwaru Malang. Bangunan yang didirikan tahun 2003 ini digunakan untuk menyimpan benda-benda cagar budaya yang terdapat di Kota Malang, yang merupakan peninggalan dari zaman kerajaan Kanjuruhan abad VIII M, hingga masa akhir kerajaan Majapahit abad XVI M.

Museum Mpu Purwa Malang ini berdiri dengan halaman depan yang cukup luas. Di halaman tersebut terdapat patung Joko Dolog dan sebuah Makara dengan motif  ikan dan gajah yang menghadap ke pintu gerbang utama. Makara ini di temukan di Dukuh Njoyo Merjosari Kec.Lowokwaru. Melangkah masuk ruangan Balai, kita akan disambut oleh Prasasti Muncang yang masih utuh dan tampak indah. Prasasti yang ditemukan di Desa Blandit Wonorejo Singosari ini berisi tentang pembebasan desa Munjang dari segala pajak kerajaan karena daerah tersebut digunakan sebagai tempat pemujaan terhadap “Hyang Brahma”atau Gunung Bromo.

Balai Penyelamatan Mpu Purwa ini mengoleksi benda-benda yang mengandung nilai sejarah dan budaya terutama yang berhubungan dengan pertumbuhan Kota Malang sejak abad VIII M sampai tahun 1950-an. Sebenarnya rencana untuk membuat Balai Penyelamatan benda-benda sejarah sudah di wacanakan sejak tahun 1980-an. Seksi Kebudayaan Depdikbud Kota Malang mengupayakan tempat penampungan benda-benda yang terdiri dari arca-arca batu,  namun karena beberapa hal, usulan untuk membuat tempat tersebut tidak terpenuhi. Namun akhirnya benda-benda tersebut terpaksa dititipkan dahulu di DPU Jalan Halmahera, selanjutnya dititipkan lagi di Taman Rekreasi Senaputra. Tahun 1997 dititipkan di Rumah Makan Cahyaningrat, pada tahun itu juga, seksi Kebudayaan Depdikbud Kota Malang dan Seksi Kebudayaan Dinas P dan K Kota Malang, dengan mengacu pada UU No.5 Th. 1992 tentang Benda Cagar Budaya, mempunyai rencana untuk membangun Balai Penyelamatan, namun rencana itupun tidak terealisasi. Sampai tahun 2000, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan memilih Perpustakaan umum sebagai tempat mengumpulkan semua benda purbakala yang ada di Kota Malang, baik kelompok maupun yang masih tercecer di masing-masing tempat. Kemuadian karena sesuatu hal dan berbagai pertimbangan, maka pada tahun 2001 ditetapkan gedung bekas SDN Mojolangu 2 Malang sebagai tempat menampung benda-benda sejarah tersebut.

Sesuai dengan arti dan fungsi dari sebuah Museum yang terbilang Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan. Begitupun degan museum Mpu Purwa Malang ini juga menyelamatkan, menumpulkan dan merawat benda Purbakala yang berada di kota Malang.

Museum Mpu Purwa Malang menyimpan peninggalan penting, mulai dari zaman prasejarah, Kerajaan Singasari dan Majapahit yang berarti zaman Hindu, Budha, dan Hindu-Budha. Sejumlah 136 arca menjadi koleksi di tempat ini.

Arca Ganesha Tikus menjadi peninggalan teristimewa di museum ini dari benda – benda lainya karena konon arca ganesha ini hanya terdapat di Balai Mpu Purwa. Tidak ada lagi di museum Indonesia lainya.

Untuk jam operasional dari Museum Mpu Purwa Malang sendiri mulai jam 8:00 sampai jam 16:00 dari hari Senin sampai Sabtu ( tutup hari Minggu ) untuk tiket masuk gratis dan terbuka untuk umum.

Nama Mpu Purwa sebagai nama museum ini juga ada pertimbangannya. Mpu Purwa sendiri adalah seorang tokoh religius masyarakat Jawa kuno, beliau bukan seorang pendeta biasa, beliau adalah seorang STHAPAKA ( pendeta yang utama ), nasehat dan petuahnya selalu di tunggu oleh masyarakat kala itu, berbudi luhur, merupakan cikal bakal dari raja Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit dan Raja Kertanegara dari kerajaan Singosari sebab anak Mpu Purwa yaitu Kendedes adalah sumber keturunan raja – raja tersebut.

Dengan berdirinya Museum Mpu Purwa Malang dan cagar budaya di seluruh wilayah Malang Raya, menjadikan peninggalan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sebuah zaman sebagai pembelajaran tentang sejarah, jangan sampai semua ini di anggap sebuah cerita omong kosong belaka bagi bibit-bibit penerus bangsa ini dan juga semoga generasi penerus bangsa ini bisa mencontoh sosok Mpu Purwa yang memiliki budi pekerti yang Luhur.

SHARE

0 komentar :

Post a Comment